Cerita lebam pada dadamu yang kau busungkan dan kau bawa berjalan sepanjang hujan dan teduh.
Sesekali disentuh oleh rambut basahmu yang mati tegang dan lebih menyukai punggungmu-ternyata.
Kau masih sama. Masih menjadi jari-jari pada tanganku yang nanar. Menggenggammu dan meremas-remas hingga legit.
Cerita lebam pada dadamu yang kau busungkan membasuh hari.
Bilamana kau mati, maka aku kan hidup.
Dan selama kau belum mati, aku takkan hidup dalam kematianku.
Matilah namun jangan kau bawa cerita pada dadamu yang lebam.
Sebab setelah kematianmu cerita itu akan ku pasangkan pada dadaku yang juga lebam.
Januari, 2013
Komentar
Tulis komentar baru