Dendam Toba
Mulajadi pernah memahatkanmu: disini.
Maka jadilah. Tao.
Menjadi: melebihi permadani
melampaui sejuknya sungai Tigris.
Terimakasih wahai.
O sang mulajadi.
Atas maha nama: Tao Toba,
yang kau kadokan menjadi serambi rumah kami.
Yang beratus-ratus abad telah tuntas menulisi riwayat
dan hikayat di srpenjuru pulau.
Bukankah konon: telaga perawan itu
ialah pemandian para bidadari khayangan
yang gemar bercengkerama
memunguti cahaya purnama ditepian?
Buku lak-lak meriwayatkanmu,
bahwa Toba ialah ratu telaga.
Ratunya para tao,
yang dikawal ketat
para pangulubalang bersenjatakan tunggal panaluan.
Tapi kenapa!
Seperti tercium aroma sedih menguap dari wajahmu?
Berjuta bulir air mata bercucuran.
Mengerang. murka. Menetaskan amarah di telinga kami.
Ampun, ya wahai!
Jika terlanjur tangan-tangan itu
telah berubah jadi gergaji.
Jika sekeji itu mereka mencemeti dan
meracuni hingga hilir terkilir.
Apa mereka buta dan telah tak merasa?
Biarlah. biar mereka buta. biar tak beradab.
Dan, andai cuaca itu tak sudi lagi dibujuk!
Siapa pemilik sesal tersadis?
Silahkan mereka buta!
Silah saja lanjutkan tak beradab.
Maka terimalah: setiap. Segala tulah!
dan saksikan juga tentang langit yang gemeretakan.
Serta ombak yang kelak membangunkan kemarau
di sawah-sawah dan ladangmu.
Pasirputih-Parbaba, 06-06-14
Komentar
Tulis komentar baru