Memuja wajah anggun yang bersorak ceria.
Ingin ku tulis dalam sebuah catatan kebaikan.
Tertunduk malu , bermuka cemas.
Entah ada apa gerangan?
Bertanya-tanya dalam sebuah angan .
Ternyata lorongnya pecah..
Lorongnya hancur berkeping tak tersisa sedikitpun.
Mampukah ia menyusuri masa depannya dengan wajah bersimbah darah?
Resah mengelabuhi pikiran untuk membunuhnya sewaktu-waktu.
(Magelang, 12 November 2016)
Komentar
Tulis komentar baru