manakala pekik menghujam deru
aku lahir berbalut airmata
lepas kungkung gulita rindu
sinaran fajar menyapa semesta
di balik bedong tarian cinta
mengusap dahaga lembut dadamu
sang waktu merangkak di raga
setelah tahu kupanggil engkau ibu
rembulan di matamu sejuk di kalbu
bermandi embun kering di wajah
menoreh sejarah di langit biru
kaki di atas kepala di bawah
kudesah rindu syair cinta ini
akan cintakasihmu tiada meragu
sepanjang jalan menuju sorgawi
do’a tulusku ibu, lekang di kalbu
ibu sandaran mengggugu sendu
ingin memeluk bersimpuh kata
membarut lelah di dadamu
apa daya kini engkau telah tiada
ibu potret cintakasih sejati
di hatimu cinta bertahta mulia
sepanjang waktu kubingkai di hati
kulepas rinduku bertemu di sorga
(kotadebu, oktober 1987)
*edit ulang versi pantun juli 2012)
Komentar
Tulis komentar baru