Ketika anak berteriak lapar…
Bunda berdebar kalut, harap susunya mampu sumpal teriaknya….
Anak semakin bergeliat dgn geramnya, di tinggikan teriaknya…..
Di malam yang hanya di terangi lilin, lembab dan dingin…..
Bunda berdoa kpda tuhan…..
Ini adalah masa sulit…..
Aku tak bisa menjalankan ekonomi….
Aku tak bisa berbisnis…..
Aku tak bisa bangun motivasi….
Yaa tuhan…..Cuma ini yang aku bisa…….
Masalah begitu cepat datang pada ku….
Suami pergi menebus salah, mungkin tidak sebegitu salahnya……
Kau ambil dia…..kau gantikan kemiskinan menjadi bapak anak ku….
Impian ku seorang ibu rumah tangga….
Impian Keberhasilan anak ku….
Impian membeli perabotan rumah tangga ku…
Impian memperbaiki rumah ku….
Impian membeli kasur untuk anak ku…..
Bapak anak ku…..tak pernah mendapat prioritas…
Kemiskinan ku bunga bangkai pinggir kota….
Bapak anak ku di usung….sebentar lalu terlantar lagi….
Kemiskinan menjadi bingkai kota…….
Siapa yang memerintah….siapa yang terperintah……perintah siapa……perintah titah, pemerintah perintah titah……kemakmuran tahta tak bertitah…..lidah pemerintah tak jilat dan hisap susu bergaris peluh beraroma kecut…….imun…..imun….imun tak memberi perintah…..tak kuasa…..tak bertetes kemunafikan…..
Jendela Sastra
Komentar
Tulis komentar baru