Skip to Content

Menikam Rembulan

Foto Puguh Prasetyo

senja ini telah berbuih

dusta-dusta malam menggelembungkan samudra

kita terperangkap dalam kebimbangan yang hebat

hingga tak mampu mengupas hakekat cinta

 

kemanakah cinta yang dulu kuterbangkan

membumbung ke langit-langit impian

menyusup di ketiak malam

 

kemanakah cinta yang dulu berserakan

diantara jutaan bintang gemerlapan

 

senja ini jauhi mentari

mendekati rembulan yang menyendiri

angkuhnya menerbitkan duka lara

membakar langit yang tak lagi mempesona

kutahu segalanya penuh liku

tepian bumipun tak lagi berbatu

belati di tangan menahan amarah bisu

senja berlalu

cinta berubah aksara

mendendam dalam jeritan sukma

 

episode ini menikam rembulan

melahirkan fitnah nan kejam

terbungkus kebusukan hati

menyatu dalam hening sepi malam

 

kemana lagi kepercayaan itu

sementara hati tak lagi sejalan

benua darah menganga

cinta kita melebihi buasnya durjana

 

 

Semarang, 29 Nopember 2013 

 

 

Komentar

Foto SIHALOHOLISTICK

NUKILAN CINTA

seperti terbius membaca puisinya, Mas....
dari larik pertama hingga larik terakhir tersusun ide yang apik dan imajinasi yang tajam dalam memproklamirkan rembulan yang tertikam, seperti kehilangan kepercayaan kepada sesama, ini yang dapat saya artikan, meskipun mungkin meleset, tapi ide puisi ini sangat bagus.....

Salam hangat Jendela Sastra dari Tanah Batak......

=@Sihaloholistick=

Foto Beni Guntarman

Cinta ya soal cinta....

Cinta ya soal cinta bukan cuma cerita tentang soal asmara anak muda, cinta memiliki spektrum warna yang sangat luas....bagai sebuah mata air, cinta bersumber di dada (hati)...mengalir bersama darah ke seluruh tubuh sehingga mempengaruhi gerak kehidupan kita, dalam degup jantung ia mencari sosok dirinya....cinta pada level yang terendah adalah cinta yang bersenyawa dengan hawa nafsu, dan cinta pada level yang tertinggi adalah cinta kepada Sang Pemilik dan Pemberi Cinta....cinta kepada sesama insan berada pada level tengah-tengah, pada level ini cinta bagai bola, bisa jadi ia jatuh ke level terbawah dan bisa jadi ia melambung tinggi hingga hati menghampiri-Nya! Salut bung, puisinya bagus dan inspiratif!

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler