Nol Derajat
Kelak: antara aku,
engkau
atau siapapun:
sesuatu:
pasti kelak
akan memaksa masing-masing untuk saling meninggalkan,
untuk saling melupakan,
saling menitipkan pesan,
saling menyisakan kepedihan,
saling mendiamkan. dan lenyap menyuruk senja.
dan segalanyapun: berakhir senyap.
Bisu dan
tanpa rasa.
Hanya tangisan, raungan
serta jeritan yang bersungut-sungut.
Entah itu cara menolak
atau mencoba menghambat waktu.
Tapi, siapa sangka kalau
waktu ternyata adalah batu
yang rasanya melebihi empedu?
ya, bahkan waktu adalah dedebu sejarah.
maka
Kelak: antara aku,
engkau
atau siapapun:
segalanya berlomba menuju redup,
terhembus
dan lalu padam.
*Binoto HB*
Komentar
puisi
Dalam Bathin....
ada yang tergores
dalam puing bathin
tegar menanti datang cahaya
ketika tangan ini mengisi tinta
dalam angan karya
agar senyum merambah dunia
menghiba tanpa mengemis
dalam ketulusan kalbu
dan nalar berjuta makna
meneteskan karya-karya
malang, 2014
An
Nalar berjuta makna.
Ya.
Hm.. Sungguh dalam.
Tulis komentar baru