ini kan cuma opini orang biasa/mau koalisi permanen mau koalisi kepentingan/mau koalisi dengan rakyat jelata atawa dengan orang kaya terserah saja/tak usah deh ditanggapi celoteh politikus/kalau mereka bercitra ria di sosial media/intip saja dulu jejak kaki mereka dimasa lalu/karena memori waktu tak suka dusta/jangan jangan cuma cari sensasi cari selamat/berubah jadi bunglon atawa kutu loncat yang bermuka badak/memfitnah menghasut demi memperoleh kursi empuk/seraya mengidam idamkan dapat porsi kue proyek/itulah namanya petualang politik/gak usah deh kalau komentarnya di fb dan twiter cuma kopy paste/bela belain yang didukung dengan membabi buta/orang biasa juga tahu/itu cuma sampah kata kata yang bisa bikin merah telinga/memang tak ada makan siang yang gratis/cuma namanya sukarelawan/pasti tak ada yang netral/menonton pertandingan saja tentu memihak/yang utama kepentingan tidak terusik/kami orang biasa saja pastilah mengamuk/kalau tanah sendiri dibajak orang yang tak berhak/apalagi diambil secara curang/dengan bantuan orang yang bukan dari bangsa sendiri/selagi yang terpilih amanah kita menerima apa pun dia/kalau sampai berlumur dosa dan dusta,tunggulah/karena tirani dan kroni isme tak layak hidup/di negeri yang mulai cerdas berdemokrasi/gak usah deh di kompor kompori rakyat yang masih sekarat melarat/yang tak pernah berubah nasibnya dari pemilu ke pemilu/biarkan yang elit saja yang cakar cakaran berdarah darah/kita tonton saja di layar kaca seraya tertawa tawa/yang dapat enaknya kan dia yang duduk di singgasana/yang dapat enaknya kan yang berkeringat berjuang/kita yang rakyat biasa paling ikut memilih atawa tidak memilih sesuai pilihan hati nurani/bukan karena diberi duit,diberi harapan/apalagi diiming iming jabatan/lain halnya bagi yang ahli atawa akademisi/apalagi yang pengusaha sukses merangkap politisi/apalagi punya partai punya media sebagai corong propaganda/atawa ketua organisasi apa saja/yang punya massa yang lumayan buanyak/ada jalannya mendapatkan kekuasaan/kalau cuma penjual sayur,penjual ikan,tukang parkir,pemulung,penjual asongan yang sering dikejar tibum,preman pasar,preman jalanan,seniman amatiran,penyanyi dangdut kampungan,putus sekolah dan pengangguran/bukan merendahkan tapi ngapain pusing pusing/ngapain ikut berdebat bersitegang urat leher/ngapain marah pada anak istri yang pilihannya lain/bahkan adu jotos karena pilihan yang berbeda/berjabat tangan saja dan ucapkan minal aidin wal faizin/ya sudah...tak usah desak desakan injak injakan sampai ada yang mati konyol/pemilu telah usai/ramadham pun pergi.../
Komentar
Aktual....
Aktual, cerita tentang situasi yang tengah terjadi saat ini. Tapi saya rada bingung, apakah tulisan ini tergolong puisi?
Tulis komentar baru