Gelap dan angin malam menyapaku
Menyinggung daun telinga dan menitipkan pesan
Mengantarkan ingatan
Pada masa lampau
Bayi kecil yang menyusahkan
Pagi menangis, malam pun menangis
Sedikit saja perempuan itu bergeser
Kau pun segera melolong seperti anjing di malam hari
Perempuan itu
Orang pertama yang kukenal di kehidupanku
Entah kenapa dia tak mengenal capek dan letih
Kesabarannya seolah tak mengenal batas
Tak pernah kulihat marah di wajahnya
Begitu tulus dan jujur hati dan jiwanya
Tak pernah minta tanda jasa dari siapapun
Tak bisa kulupakan
Dia adalah guru pertama dan terbaik bagiku
Begitu banyak pejuang, tetapi engkau pejuang tertinggi
Engkaulah yang melahirkan pejuang-pejuang
Engkau yang mendidik para pejuang
Ibuku, aku sangat malu menulis ungkapan terima kasih
Apalagi pada lembaran sempit ini
Pengorbananmu adalah samudera luas tak mengenal ujung
Selamat hari ibu kepada ibuku dan ibu-ibu Indonesia
Sarinah-sarinah pejuang tak ada bandingannya.
Tebet, 22 Desember 2009
Komentar
Tulis komentar baru