Aku bersulang, persembahan bagi cintaku yang seperti seorang seniman terusir dari imazinasinya sendiri. Arakku adalah setiap helaan dari nafas – nafas ketengan yang akrab dengan sesaknya dendam, berhembus untuk memprotes jantungnya, untuk memberontaki dadanya, untuk mengutuki tenggorokanya. Tuangkanlah kedalam gelasku! Demi hati ini yang seperti sejumput batang padi, hanya menjadi jerami setelah kau panen. Akan kutenggak sampai gelas itu kosong, dan entah bakal kuisi lagi dengan arak ataupun cinta, sebab keduanya sama – sama pahit tapi memabukan.
Komentar
Tulis komentar baru