Skip to Content

Rezim Kepala Batu

Foto Muhsin Iswahyudi

Darah-darah menetes membasahi tanah Jakarta

Keringat kami di basuh water cannon dan diterjang barak kuda 

Bukan darah yang kami sayangi tapi air mata yang menetes dari keadilan atas penindasan 

Dari penindasan yang menutupi kesalahan 

Dari kesalahan atas pengelapan

Dari pengelapan yang dilindungi kekuasaan 

 

Darah yang mengucur itu sakit 

Tapi lebih sakit air mata kami yang kelu di liputi angkara murka

Ketika saran-saran tak didengar ia berubah menjadi api dalam sekam

 

Kata-kata di balas gas air mata

Suara dibalas tembakan senjata

Themis ditutup matanya di bunuh dengan pedangnya 

Disumpal dengan timbangannya

 

Dasar rezim kepala batu

Muka badak tidak tau malu

Koruptor malah dibantu

Istanapun ikut membahu

 

 

Darah kami yang jatuh tidak akan pernah kembali

Ia akan tumbuh menjadi menjadi penentang yang terus menghantui

Mengetuk-mengetuk pintu istana saat tengah malam

Masuk kedalam mimpi-mimpi hingga tidur tak tenang

Terus mencekam saat di meja makan

Bersemayam didalam pikiran  

 

Sumber waras hilang ditelan persahabatan 

Reklamasi lenyap ditangan sang teman

 

Ketika saran-saran tak di dengar ia menjelma jadi dendam

Darah-darah kami yang jatuh tak kan membuat jabatan tenang 

Yang telah kalian ciptakan sisi gelap dalam kepemimpinan

Ia akan melahirkan anak-anak pemberontakan menuntut arogansi dengan kedaulatan

 

 

Dasar rezim kepala batu

Muka badak tidak tau malu

 


 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler