Skip to Content

Sajak Untuk Ayah

Foto Muhsin Iswahyudi
files/user/6060/images_18.jpg
images_18.jpg

Sel sperma dari buah cinta

Mendagingkan daku dari nasabmu

 

Tapi daku merasa kita teramat berbeda

 

Hingga waktu terus berlayar...


Aku dewasa dan engkau menua jauhlah gaya tak sama

Kita tak pernah satu selera


Aku menjadi pemberontak rumah yang kian menyesakan telinga

Daku bertanya pada nurani engkau bertanya pada logika 

Kian suramkan jurang pemisah

Aku anggap engkau tak cakap memimpin kau nilai aku tak pandai berbakti 

 

Begitulah persepsi kita

Aku putuskan untuk mengalah dari tempat yang sudah tak ramah

 

Aku menyendiri dalam lorong-lorong kehampaan 

Aku mengukur jalan bermandikan sengatan kepedihan

Aku mengitung malam di temani sahabat sejati yang bernama sunyi

Aku lari ke lembah-lembah berpuisi dengan amarah

Aku bergejolak di belantara hutan

 

Terbuang dan sendirian

 

Dimasa tenangku aku melamun di telaga biru lalu burung nazar mengabarkan engkau telah berpulang

Terbalut kain putih dengan bendera kuning terpasang di sudut gang-gang

 

Aku bersimpuh dengan gontai tak kuasa menahan pilu 

Aku di rundung sendu

Ayat-ayat tahlilan mencabik-cabik hatiku

 

 

Tibalah azan shubuh memecah di ufuk timur

Aku terbangun dari tidur dan jerat mimpi ternyata itu tak nyata 

 

Dan kenyataannya pertentangan kita pun tetap ada

 

Beginilah takdir kita

 

Namun apalah daya Tuhanlah yang memilih kita bersama biar bagaimana juga engkau tetap ayahanda

 

Anehkah kita ,ayah ?

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler