Skip to Content

Sebuah Pena di Atas Meja

Foto Beni Guntarman

Kulihat sebuah pena tergeletak di atas meja yang penuh debu

menindih sekumpulan kertas yang penuh dengan tulisan puisi

sebuah tulisan yang indah, seakan si penulis mengukirkan hatinya

dengan pena itu, cinta ia lukiskan sebagai sebuah proses kehidupan

 

Sementara si penyairnya pergi entah ke mana, kubaca puisi-puisi itu

anganku berkelebat merasuki lukisan cinta yang tergambar di dalamnya

cinta bagaikan sebuah langit senja, bagaikan langit merah lembayung

langit yang perlahan meluruh dan berbaur dengan gelapnya malam

 

Cinta betapa agungnya ia, bangkit dari suatu kedalaman lubuk hati

lalu bersemailah ia di dada para insan, menjadi bunga-bunga kehidupan

menebarkan harumnya harapan dan impian, ketertarikan dan keterpautam

melambungkan jiwa, dan menyentuh mata panah yang merah membara

 

Di atas baranya cinta itu membakar, melebur hati para insan pencarinya

ke dalam tarikan gelombang asmara yang penuh dengan mimpi-mimpi

lalu berjalanlah hati menempuh alunan gelombang laut yang tak ramah

menempuh keluasan hamparannya, dan akhirnya terdampar di pantai

 

Ketika terluka, si penyair berkelana hatinya, membawa beban cinta dan duka

menempuh suatu jalan sunyi yang panjang, bernaungkan langit mendung

menempuh keheningan dalam kesendirian, coba merenungkan hakikat cinta

dan berjalan menelusuri garis lintas kehidupan di mana hidup harus melintas

 

Ketika berhasil ia berjuang mendapatkan kebebasannya dari derita cinta

betapa segala kesunyian dan luka itu bagaikan sebuah jalan setapak

sebuah jalan dengan ribuan jejak yang mengarah ke tujuan yang sama

yakni:  “mengungkapkan kepada orang lain siapa diri sejatinya!”

Btm2015

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler