SEGELAS KOPI GETIR
Angin mengambang marah
Tangannya mengepal memukul-mukul dahan pinus
Mulutnya berdesir memaki-maki menara gereja
Angin bingung atau entah bagaimana
Sepagi ini langkah kakinya gontai tak terarah
Sementara jiwa laut serasa ikut terpaut
Gelombangnya seperti amukkan anak-anak dewa
Bergulung-gulung menerjang karang
Apa yang di depan dihantam sekenahnya
Langit entah harus berbuat apa
Melihat bergolaknya sangkala
Wajahnya legam
Dikawal kepulan mendung dan mega-mega
Sementara hangat kopi pagi
Terasa getir, melihat kenyataan.
Ayat-ayat tuhan berbenturan di persimpangan
Dakwa dan fatwa mulai kehilangan jati diri
Lantas ekor-ekor naga menjadi kerbau
Sedang kepalanya berjubel hiruk pikuk keinginan
Sepagi ini aku tanyakan kembali pada serumpun rumput
Tentang jejak sair para pengabdi
10/02/2017
Antoksaja
Komentar
Tulis komentar baru