SEMALAM DI TAHUNA
Berdirilah di atas bukitnya yang gagah
seperti elang yang melintas di lautan
membentanglah harapan di kepalan tangan
merangkul batas waktu yang memanjang
bersenandunglah istri-istri nelayan
menghitung kegembiraan kala matahari terbenam
Iramanya adalah alunan ombak
di bawa angin tidurkan malam yang menjelang
Berdirilah di antara redupnya lampu-lampu jalanan
seperti laron-laron yang berterbangan
tercapailah kerinduan menyentuh cahaya
yang mengendap di muara menyumbat fikiran
Hanya semalam adalah keheningan
begitu yang terasa di pulau tahuna
Hanya sepintas mata memandang bukit nan gagah
di balut deras arus laut yang sombong
Barangkali itulah gambaran yang abadi
mengapa hanya tubuh-tubuh tak berdaya
melebihi kegagahan bukit batu nan subur
mengapa hanya jiwa-jiwa yang lemah
melebihi kesombongan deras arus laut nan perkasa
Tahuna, 08 Feb 2011
RASULL ABIDIN , —
Komentar
Tulis komentar baru