SIHIR SEMESTA
Karya: Rina Kurniawati
Setahun sudah di sini
Bergeming dalam kebekuan diri
Debu aspal tercium tiap hari
Tak juga ku putuskan untuk Kembali
Seperti senja ini
Kebisingan, keributan tetangga, tak sanggup membuat beranjak
Seperti telah menjawab kegilaan yang melekat
Dari sebuah pelarian yang terlambat
Parit yang mempat tersumbat
Aku pengamat walau tak terlihat
Sampah berserakan tak bertuan
Aroma menyemarakkan naluri kekejaman
Pemerkosaan bumi pijakan
Kini amnesiaku tak lagi kumat
Ku ingat, lamat-lamat
Aku dan anak dusun itu
Aku, mereka, dan semesta yang wujud licinnya batuan
Pada saat ku datangi dengan jadwal seolah sarat harapan
Membaca deras arus Merangin
Kalian sampaikan: Sihir air yang menghidupkan kematian
Sihir batu yang mengenyangkan
Sihir rimba yang mengayakan
Sihir angin yang merindukan lebih si pecinta
Bahkan si mpuya semesta
Kini mengingatnya saja sudah menyihir gairah
Ku telah tahu arah
Ku tak lagi harus Kembali
Ku hanya harus mengerti tentang sebuah kesaktian
Tentang amanat
Tentang nasihat
Bangkit
Dari rasa sakit
Yang menggerogoti bukanlah penyakit
Merasa terhinakan karena peduli dengan serakan
Merasa berlebihan dengan peduli aroma kematian
Tak mungkin untuk Bertani
Bahkan hanya menanam sawi
Ini wilayah impian manusia disebut kota
Tak diriku, sama sekali pun di mimpi!
Ku hanya inginkan aura sihir yah sihir!!!
Menghidupkan,
Mengenyangkan,
Mengayakan ,
Merindukan
Ku singkiri sampah
Jika perlu bim salabim …bah kadabrah!
Ku sihir demi alam hidupku, hidupmu, dan semesta
Jambi, 17 April 2020
(dalam kekampungan cara pandang)
LCPN Tema "Semesta"
Komentar
Tulis komentar baru