Agung Wijaksono (KupuSara)
angin menusukku
tusuk angin menyejukan sanubariku
tusuk angin melembutkan hatiku
tusuk angin mendamaikanku
tussuk angin tak bisa tidak dihindari bulu-bulu kulitku
hujan menyentuhku
sentuh hujan membasahi tanah pijakanku
sentuh hujan menyentuh sukmaku
sentuh hujan menenangkanku
sentuh hujan mendatangkan kebahagiaan bagiku
ketika angin dan hujan sepakat berdamai
mereka akan datang berduaan
menusuk dan menyentuh bersamaan
betapa tenang tusukannya
betapa damai sentuhannya
hanya untuk jiwa yang sepi
jiwa yang tertutupi seakan mati
lantas menangisku seorang diri
Jakarta, 27 Agustus 2016
ditemani angin dan hujan yang berdamai
Jendela Sastra
Komentar
Tulis komentar baru