27-09-2011
Syahdu terdengar indah berkumadang
Selepas pergi derap menyambut siksa
Hari berhitung mundur
Dera menghempas cambuk berduri
Kias ku tak mencapai akal
Sebab asal bersikap kasar
Kehalusan meramu sajak-sajak mati
Di tepinya bernyayi ritma
Berdialog jiwa
Bahasa mati makna
Arti menjamah takdir
Di tepinya ku dawai gurindam
Mantra bergumam sehabisnya tawa menyantap hidangan
Sastra ku bertabur bunga
Penyair terpampang di museum Tanpa karya
Sastra menjadi catatan harian
Karyanya menjadi anker dan irasionalitas
Di makamnya ku letakan pelepah kelapa
Sebagai harapan doa dengan mantra sastra…..
Komentar
Tulis komentar baru