Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Puisi

Mengejar Hujan

(samar-samar terlihat awan tipis
melintas, lalu hilang
dihempas angin lembah yang bertiup kencang
langitpun kembali terang)

di sebuah gubuk usang

Hari yang cerah

Tengadahkanlah paras mu hari ini
Tiada yang kau lihat
Selain langit nan biru dalam kemegahannya
Mentari yang terang bersinar
Awan berarak meneduh kan dirimu dari panasnya

Wakil dan Tuhan

katanya sang raja adalah wakil Tuhan di muka bumi

maka segala titahnya adalah hal yang tak bisa terbantah

katanya suara rakyat adalah suara Tuhan

Tuhan, Aku Yakin Kau Tak Lelah

bencana demi bencana yang melanda Indonesia

kuyakin bukan adzab darimu, Tuhan

tapi irama alam semesta yang tidak lagi berada dalam putarannya

labuhan menjauh

terjerat oleh sejuta nikmat

terbuai oleh sekati minuman

beribu kali terseret ombak halahaliku

terhenyak di kedalaman samudra tak berdasar......

 

Ideologi

aku sebatang ilalang
tumbuh liar di ladang gersang
terjepit di sela-sela belukar
sebelum hangus, diberangus dibakar

aku tak akan hilang
meski rentetan kemarau menghadang

Menangislah bila ingin menangis

Menangislah, duhai kalian anak-anak dunia. Menangislah yang lantang hingga menggetarkan semesta. Biar angin terhenti. Biar matahari dan bulan bergegas keluar dari persembunyiannya.

Membaca Wajah Indonesia

aku tak tahu lagi apa harus dikata

membaca wajahmu, Indonesia

tak henti bersolek, namun tak pernah lenyapkan berbagai luka

bahkan kurasa semakin terbuka saja

Mengeja Air Mata

Mengeja Air Mata

oleh edi sst

 

Saat kau belajar bersama sang pertapa

Berapa lama kau buang waktu percuma

KEMBALIKAN PSSI KU

DIMANAKAH PSSIKU KETIKA PANGLIMA SUDIRMAN MASIH ADA DIMANAKAH PSSIKU KETIKA HANYA  DEMI RAKYAT DAN NEGARA KITA BERJUANG
Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler