Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
Dari seluruh jiwa yang terbang didepanku
Kau adalah satu-satunya yang ku mau
Merangkat didalam gelap dan membangunkan ku
Aku kala itu sedang tertidur, tertidur karna malu
menggeliat kuat meronta berteriak lantang pagi siang hingga malam banyak orang kaki-kaki melangkah bersambung tak terputus jauh dari sepi yang ada hanya ramai
Komentar Terbaru