Skip to Content

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Lalik KongkarBelum UsaiMega Dini SariMungkin Aku Lupa
ombiKETIKA POLITISI BERPUISIKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG

Karya Sastra

H

 

 

Untukmu Palang Merah Indonesia

Dengan langkah tegap kau gigihkan 

Dengan tekad bulat kau curahkan

Rasa pamrih kau singkirkan

Kesiapsiagaan tanpa membedakan

 

Puisi ke 85 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

 

DAN AN-NAS SATU SATU EMPAT  

 

Puisi ke 84 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

PENUNGGANG KUDA DAN BUNGA SEKUNTUM  

 

Telanjang dada penunggang kuda menerjang

Puisi ke 83 dalam Menghitung Rindu (1)

 

DERMAGA KEMBALI SUNYI

 

kita telah mengumpulkan ranting-anting kering

Puisi ke 82 dalam Menghitung Rindu (1)

 

KELASI DI DERMAGA SUNYI  

 

Sendiri

Di dalam mihrab berselimut sepi

Puisi ke 81 dalam Menghitung rindu (1)

 

 

AKU DIHALAMAN SEKIAN (2)  

 

Kelasi itu menyimpan luka melihat kapal bongkar sauh

Puisi ke 80 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

AKU DI HALAMAN SEKIAN (1)

 

Di teras di dua kursi kita bicara

Puisi ke 79 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

TAK ADA YANG SALAH  

 

Hari ke minggu minggu ke bulan bulan berlalu sudah

Puisi ke 78 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

KISAH ABADI ALU LESUNG  

 

Di saung lesung ayam jantan ayam betina

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler