Skip to Content

Puisi Kehidupan

aku tak akan mampu memahami

aku tak akan mampu memahami

meskipun aku bisa mengerti

betapa beban derita ibuku pada detik-detik kelahiranku

bukan hanya derita diri yang biasa ditanggung

bisik kasihmu

lembut suaramu dan busik kasihmu

kembali menyentak

membangunkan lelap tidurku

kita yang lama tak bersanding dan bercanda

lirih senandung kan rindu

tersenyumlah

keceriaan pagi tetap mengantar senyummu

meski kegetiran menerpa

bersamaan kerasnya kemarau ini

engkau lalui perjalanan dengan penuh kesetiaan

beri daku waktu

beri daku waktu untuk menimbang

agar tatapanku jernih

dan aku bisa menyampaikan apa adanya

beri daku waktu dan jangan terus bertanya

bukan aku akan berkelit

guncang

sepertihalnya bencana yang begitu dahsyat

mengguncang

memporakporandakan

membuat diri terpelanting

yang sekuat apapun tangan berpegang

tumbuk

tumbuk

petani jawa memberi sebuah istilah tumbuk

adalah saat matahari ada digaris tengah

dan puncaknya matahari di titik tengah

pada tengah hari

kesibukan

kesibukan ini telah menghempaskan kita

jangankan untuk runduk pada-Nya

nikmatnya makanan aja tiada terasa

apa lagi pulasnya tidur

jenaknya beristirahat

hambar

kalaupun seribu kali engkau berkata cinta

tiada akan terasa dalam sanubari ini

karena kedekatanmu hanya fisik belaka

bahkan sampai di atas ranjangpun

tinggalkan aku di sini

tinggalkan aku di sini

aku tak lagi lincah bergerak

aku akan belajar menguari langkah dengan diam

siapa tahu aku akan melampai langkahmu

Lhoh......

lhoh........

aku kira engkau hanya bercanda

bermain

dan sekedar melampiaskan kesepian

tapi kian lama kok kian mesra

hingga aku terperangah

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler