Skip to Content

Puisi Kehidupan

aku akan tetap mengikutimu

engkau ijankan atau tidak engkau ijinkan

aku akan tetap mengikutimu

melangkah dan terus melangkah

ia seperti tidak tahu kemana melangkah

yang ia tahu hanya melangkah dan terus melangkah

ia kerjakan berbagai pekerjaan sepanjang waktu

seperti tiada batas waktu

berhenti di halte episode kehidupan

bila aku berhenti di halte episode kehidupan ini

jangan anggap aku telah kehilangan diriku

aku hanya berhenti sebentar untuk menata nafas

setitik embun tetap memberi harapan

setitik embun tetap memberi haparan

entah seberapa akan diberikan untuk keteduhan

perlahan dan memang perlahan

tapi begitu bermakna ditengah keringnya suasana

air mata di antara ceria

hari ini tetap kubuka pagi dengan penuh keceriaan

tak sedikitpun galau, tak sedikitpun miris

seperti biasa aku mengikuti cerianya matahari

iri hati mengusik lagi

aku sendiri tak tahu kenapa kita jadi sama-sama diam

padahal kebersamaan telah lama kita pelihara

kita saling menjaga rasa

kita terus membangun mesra

meniti jalan sunyi

ia terlalu berat untuk menulis lagi

pena di tangan hanya diam terpaku

menggores lukisanpun tak bisa lagi

karena porak poranda hatinya

mari santai di sini

mari duduk santai di sini

di bawah rindang pepohonan di tepian sawah

kita lepas sejenak kepenatan

kita buang ketegangan yang kita buat sendiri

sampah

tak ada lagi gemercik air di sini

sungai ini telah kering 

dan berganti tumpukan sampah

rumputpun enggan untuk tumbuh

retak

bila perjanjian perekat kebersamaan 

tidak lagi dihormati dan dijunjung tinggi

bila keadilan tak lagi dianggap adil

maka lihatlah bahwa kebersamaan telah retak

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler