Skip to Content

PERTANYAAN AKAN CINTA

Foto Asmuni

Ada lelaki bertanya dengan sedikit sinis yang aneh.

 

“Apa yang kau cintai dari dirinya? Dari sudut mana kau memandangnya? Apa yang membuatnya begitu istimewa dimatamu? Sedang banyak lelaki yang menilainya biasa, apakah matamu tak lagi tajam?”.

 

Aku tersenyum, karena hanya itu yang bisa aku lakukan, karena tak ada yang tersirat di otakku. Tapi aku paksakan diri menjawab pertanyaan sulit itu. Jawabanku adalah gelengan kepala, dan ku letakkan tangan kananku di dada.

 

“Aku tak mengerti, tapi semuanya ada di sini”.

 

“Apa mungkin sebuah rasa tumbuh tanpa dasar? Apa mungkin sebuah keinginan tumbuh tanpa alasan?”.

 

Sekali lagi pertanyaan sulit.Sekali lagi aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan senyuman. Dan sekali lagi ku katakan hal yang sama.

 

“Aneh...”.

 

“Ya, aneh...”, ku setujui penilaiannya padaku itu.

 

Ku hadirkah gadisku dalam benakku. Ku pandangi sekujur tubuhnya. Ku telanjangi sekujur jiwanya. Mencari alasan dari cinta yang kini tumbuh besar dan indah. mencari dasar dari makna cinta yang kini memaknai hidupku dengan makna keindahan menabur kasih dan sayang. Mungkin diamku terlalu lama, hingga membuatnya tak tahan untuk bicara. Dan satu pertanyaan terhidang lagi untukku.

 

“Apa yang kau lakukan?”.

 

“Menyelami semua pertanyaanmu, menjabarkan rasa penasaranmu yang berhasil menyeretku ke dalam rasa penasaran juga, rasa penasaran akan keadaan palung hatiku yang dipenuhi rasa yang tak ku mengerti, tapi indah”.

 

“Apa yang kau temukan?”.

 

“Tak ada, semuanya masih sesempurna sebelum kau bertanya”.

 

“Sempurna...?”.

 

“Ya, sempurna. Cinta, kebahagiaan, dan segala misteri yang ada di dalamnya. Biarkan kesempurnaan itu kerasan dalam jiwaku. Biarkan aku tetap tersenyum semanis ini. Kalaupun ini mimpi, aku ikhlas, dan aku berharap tak ada yang membangunkanku”.

 

“Kau biarkan semua misteri ini, walau kau berjalan di jalan yang berbeda, walau kau keluar dari karaktermu?”.

 

“Apakah kebahagiaan memerlukan penjabaran. Apakah cinta harus melalui persidangan hati. Apakah semuanya memerlukan segala bla bla bla bla. Cinta ya cinta, bahagia ya bahagia, titik. Sederhana kan, kenapa harus dibuat rumit”.

 

Diam. Semua mulut dibekam jiwa masing-masing. Hening menguasai suasana. Dan sang waktu sepertinya hanya bisa pasrah. Membiarkan banyak kata tak bisa bersuara. Terpenjara. Bahkan mati. Terbunuh. Ditikam tangan-tangan kekar keheningan yang tengah berkuasa. Keheningan menyembunyikan semua makna di dalam sekian banyak waktu yang terbuang. Sampai akhirnya otak ditegur hati yang sedari tadi mengkaji. Aku tersadar akan sesuatu.

 

“Hey...!? Apa yang terjadi ini? Apa maksud dari semua pertanyaanmu tadi? Kenapa kau begitu peduli dengan keadaan cintaku? Kenapa...?”.

 

???

 

 

00:47, Kamis 24 Maret 2011

01:39, Senin 28 Maret 2011

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler