Skip to Content

KICAU BETIS MUDA

Foto rollytoreh

KICAU BETIS MUDA YANG BERAKHIR TRAGIS
by. rollytoreh




Awalnya enggan bersebelahan, sebab tanganmu terus mengurut bagian selangkangan. 
Aku tatap, muka mu jatuh ke lantai. Bergidik tahu mengapa ku pegang tangan. Dan kau menolak ku pegang.
Kemudian ku lekatkan bibir membingkai kuping kecilmu, hendak cerita mengapa harus ringkih pada cadas batu yang biasa di gagahi anak muda sampai larut malam? 
Kau pasrah, tak cakap menjawab.
Lama-lama bibir pucatmu komat kamit menggamit lancang, lahap mencarut kacang, tangan gatal melenggang, memilih cacian pada gerombolan pemuda yang tunggang langgang tinggal cawat melekat di malam pekat, karena aparat berhasil menjebak adegan paksa mencincang kehormatan.
"Kau tahu, teriak dan caci maki ini tak mungkin memangkas najis gerombolan. Aku tak percaya penjara mencetak sadar. Penjara itu cengeng dan kita dipaksa tercengang. Penjara itu rawan bagi perawan manusia yang mengerti kebenaran. Dan banyak orang tidak bersalah terdampar disana. Diseret dengan mata terbungkus, enaknya cuma mendengus, sementara penjahat berkeliaran, berdampingan, di samping singgasana kekuasaan, atau angkatan kejahatan. Derajat penjara tak sebanding habisnya perawan oleh derasnya nafsu gerombolan." Katanya.
Penjara terlalu murah pada wanita yang habis oleh desah.
Mendidih darah melebihi dosis tercurah dengan watak norma yang cedera.

Ejakulasi telah mengeksekusi kehormatan diri, dan dia tidak perlu menunggu fatwa bagaimana menghabisi gerombolan pemuda.
"Menghabisi mereka gampang:
Tak perlu garnisun atau batalyon. 
Tak perlu cairan arsenik atau sianida.
Tak perlu referendum, separatis atau anarkis.
Tak perlu senjata Heckler Koch dengan peluru otomatis.
Tak perlu pedang Gladius Julius Cesar atau Mandau dari Kalimantan.
Tak perlu. Tak repot. 
Caranya:
Aku berdoa saja. Mohon Gusti Allah kirim gerombolan malaikat pencabut nyawa yang bukan Xoloti dari Astec.
Valkyrie dari Ragnarok.
Mercury dari Romawi.
Charon, Hermes, Thanatos dari Yunani.
Anubis dari Mesir.
Grim Reaper modern.
Semoga lebih dahsyat dari Raphael, mungkin Gabriel, mungkin juga Mikael, atau Lucifer, atau Uriel, Samael, Zakiel, dan Raziel.
Pokoknya gerombolan penjahat harus mati di tangan gerombolan malaikat.
Sebab kehormatanku telah mereka buat cindera mata yang berantakan karena rangsangan di antara selangkangan. Norma mereka sudah koyak memandang aku muda. Dengan menggertak tinju pada pelipis, akhirnya tragis, iblis datang membius betis.
Oh Tuhan, pokoknya gerombolan penjahat harus mati di tangan gerombolan malaikat.




Tagulandang,
7/9/2015

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler