Bahwa kita terbentuk dari masa lalu,
sedikit banyak, tetap saja meninggalkan sesuatu
Entah yang akan membuat waspada,
tebal muka,
atau malah tak ada nyalinya..
Seperti aku,
yang jadi datang dan pergi dalam hatimu
tidak pernah berani mengetuk, lalu masuk dan benar-benar duduk
Biasanya aku hanya akan mengetuk pinggiran kayunya,
berdiri berjam-jam, sekedar mengamati saja lewat jendela
Melihat-lihat wajah-wajah, nama-nama, jiwa-jiwa
Mendengar suara-suara, tawa-tawa, bahkan juga nyanyian luka
Sampai hari ini, aku masih tidak tahu..
apakah yang sesungguhnya ku mau dari kamu..
Aku hanya selalu begitu bahagia,
bila bisa mendengarmu tertawa..
(apakah aku masih akan bahagia ketika aku mendengarmu tertawa dengan lain betina?)
Komentar
Tulis komentar baru