Skip to Content

Bianglala di Angkringan

Foto Chanif Ainun

Sepasang tua renta datang tergopoh-gopoh di sepertiga malam. Sang kakek menenteng sepeda tua, setua umur mereka. Sang nenek sibuk menata meja-meja dan sekeranjang dagangan yang tadi digendongnya dengan amat teliti sekaligus hati-hati, berbagi tempat dengan penjual di angkringan yang mulai sepi. Sesekali mereka saling lempar senda gurau dan senyum dari bibir yang telah mengerut menjalar sampai ke sekujur wajah. 
Dari kejauhan, dari balik bangunan tua bekas kandang milik kerajaan, muncul sorang anak. Kurus legam. Jika ia sekolah, seharusnya ia duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Dengan rajin ia susuri setiap lekuk perut tong-tong sampah. Berharap menemukan sesuatu yang bernilai ekonomis. Untuk kemudian dimasukkan ke dalam karung goni raksasa yang mampu menelan dirinya.
Tak jauh, datang seorang ibu sama kurus legam, mendorong gerobak berisikan sampah dan seorang anak perempuan yang jauh lebih muda timbang anak tadi. Gerobak itu didorongnya perlahan, menunggu kiriman karung goni, lengkap beserta isinya dari si anak.
Selang beberapa waktu, sepasang muda-mudi terlihat sedang asyik masyuk dengan kekasihnya, memadu kasih di atas sepeda motor model trail. Meraja dan meratui jalanan. Untung pakaian mereka lengkap tanpa tersingkap. Jika tidak, tak bisa dibayangkan betapa dinginnya udara akan merasuk, mengganggu kekhusyukan paduan kasih mereka.
Dan di sini, tiga orang pekerja ngopi saling diam. Duduk mematung memandang keheningan dengan perasaan gamang. Secara serempak dihisaplah dalam-dalam sebatang rokok yang terselip di jari masing-masing. Lalu menghembuskannya pelan, sambil berdoa, agar hilang segala beban yang ada dan diada-ada.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler