Skip to Content

Bidadari Tuan Senja

Foto Denni Meilizon

 

pagi tuan! apa kabarmu?
aku datang tuan,
ini seikat sunyi dalam sekantong kresek
ini biografimu dalam buku bergaris putus-putus
ini bidadari untuk bermain pada untai jenggotmu
ini kaji tulisan tangan engku buya
bersama rempah dan bunga kenanga
aku tak lupa tuan,
ceret dan kuali tanah seperti pesanmu
tapi,
kain kafan putih belum kudapat
warna hitam menurutku pantas buatmu
hanya keranda saja tuan belum kuurus,
nanti pulang dari sini kusinggahi mushalla
mendiskusikan jadwal kematianmu
dengan engku buya beserta pengurus mushalla lainnya

tentang bidadari ini tuan,
aku pinjam beberapa hari berselang
tentu saja dari malaikat ridwan adanya
yang kusogok dengan gelang kerincing
dan emas 24 karat seperti pesanmu
oh iya, ini ada surat pula untuk tuan
dari malaikat izrail yang kebetulan sedang duduk
di tengah gerbang surga menungguku katanya
untuk dapat menyampaikan salam kepadamu, tuan
maka terimalah bidadari ini dan juga surat ini
bukalah tuan! bukalah!

dan tuan, mohon maafkan aku
sekiranya telah cukup antaranku ini
izinkan aku mohon diri
jadwal kematianmu nanti aku inbox saja
ah iya!, perlu kita buatkan iklan di koran
tuan?

baiklah, permisi tuan.

2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler