Diam bukan kita teguk
maka bicaralah sereguk
tentang para beruk di kebun sebelah
yang menghabisi panen jambu air
setelah semusim lebih dijaga Mak.
Lampu bernyala di ruang tengah
telong menggantung di nganga beranda
decit sungai meniti bebatu
teramat dalam singgah pada malam
padi telah menjadi sawit dan anak muda
acapkali berangkulan birahi di tengah rimba
pokok ranum sulur buah sawit coklat kehitaman
hujan entah ke mana, dalam bunyi banzi kata
matamu, bagaimana aku akan melenggangkan
ronggeng, kuda kepang dan silat sigantang itu
sedangkan sungai airku tak sampai-sampai ke muara
hilang dihisap jelaga mentari menjadi minyak mentah
CPO yang harganya entah memakai hitungan apa.
batang pasaman kuning mengais warna
batahan menghisap humus, menyisir butir pasir hitam
seperti hitam rambutmu yang mulai meranggas
menyisakan sepetak huma di ujung kening
Huma itu mengiris birahi yang dikibarkan sepanjang
bebatu lubuk manggis, di situ bebatu menangis, di situ
dosa-dosa meringis
aku ingin pulang, Mak. Tetapi,
malam telah menghabisiku dalam seember
bir yang mengisi timba sumurku yang
semakin mengering akibat dahsyatnya
panjang kemarau di tanah darah tempat aku
kau lahirkan, Mak.
2014
Malam Kepulangan
- 720 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru