ia sangat merindukannya
namun dikiranya cinta itu seperti ombak
selalu mengembara, berkelana mengikuti arah angin
sementara si pelaut yang dirindu telah melamarnya
malam yang panjang itu berlalu begitu saja
bagaikan kapal yang melintas, dan tak pernah kembali
ia pun saat itu tak ingin mencegahnya berlalu
dan tak mampu memaknai kehadirannya
belakangan dia menyesalinya
seperti nasi yang telah terlanjur menjadi bubur
telah terlanjur sirna purnama di ujung samudera
dengan lidah bergaram, kata-kata sesal bagaikan ombak
lampu-lampu jalan bersinar dalam kabut
dalam keremangannya si gadis menatap bintang yang jauh
dan menatap pula ke persimpangan jalan, rasa sunyinya
seperti kejauhan malamnya yang tertidur
******
Batam, 2016.
Komentar
Tulis komentar baru