Memperkosa Malam
Malam datang dengan tiba-tiba
Berjalan bersama hembusan angin yang terluka
Mengetuk pintu kamarku kala waktu kesunyian
Kala jiwaku sedang memberontak ketidakpastian keadaan
Wahai malam kemarilah biar kuperkosa gelapmu
Seribu kecantikan tersirat dalam warnamu
Seribu renungan terdapat dalam waktumu
Seribu cerita terdengar dalam tiap rintihmu
Darimulah aku rasakan kenikmatan
Ketika sinar matahari menampakan kemunafikan
Darimulah aku belajar mengenal kesepian
Teman sejati untuk merenungi kebodohan
Teman sejati untuk menampar kesombongan
Wahai malam janganlah kau cepat berlalu
Dahagaku belum puas rasanya mencumbu halus tubuhmu
Bau wangimu yang tercium tak pernah membuatku ragu
Semakin kuat terkurung dalam perasaanku
Andai nanti matahari mulai muncul kembali
Terik panasnya membuka tabir kemunafikan lagi
Maka hanya kepadamulah malam aku menunggu
Menunggu waktu untuk kembali memperkosamu
Menghilangkan dahagaku yang terbelenggu
Wahyu Setiawan,
Memperkosa Malam
- 757 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru