Pada pantai yang menangis tersembunyi cahaya manis
Itu kata orang-orang tua agar setia dengan keseimbangan
Suara bising angin penuh kejujuran memaksaku telanjang
Di bawah pelukan pohon kelapa. Dikecup dan dirabanya
Pada pantai yang marah hancurkan pentas cipta tanpa karya
Paru tak’ nikmati udara senja kicauan camar tak’ lagi indah
Dalam kebisuan sesak terjebak. Angan bias-fana aku tertabrak
Ombak-ombak berderu, nafsu jahat hancurkan istana pasirku
Kayu Agung, Palembang. 12 Agustus 2014
Komentar
Tulis komentar baru