Di salah satu dinding kota
yang berpagar reklame,
plakat dan baliho
di jalan beribu kaki,
berkumpul keluarga jelata.
Kerontang bibir mereka
bertengadah tangan-tangan letih,
antara maki dan doa,
sudah tak jelas lagi.
Kepada siapa harapan itu diberi,
sudah tak jelas lagi.
Ya atau tidak,
ikut saja iramanya.
Mata-mata bermata panas
terpapar cahaya kaca-kaca kota.
gerah menanti musim berbagi
dan hati papa terpedaya,
terjerat, atau menjerat
dalam kubang metropolis.
Oktober 2013
Komentar
Tulis komentar baru