Sajak : Kholqie Naily
Malam pertama,
Ambisi mengoyak imaji
Keder mengiring gigil
Satu kancing lepas
Tangan lengas
Malam kedua,
Angan mulai menggigil cemas
Pada ranjang dengan sepasang tikar terhampar
Bau badan diam-diam menjalar
Memenuhi ruang kamar yang buram
Menanti dua kancing lagi lepas, menghela nafas
Lemas.
Lagi-lagi mati langkah
Malam ketiga,
Dibalik sederet kancing lepas
Samar-samar terlukis bentuk tubuh di sudut ranjang
Mengantar bau keringat menyelundup asing
Sembari mengikuti hasrat memangkas kecut
Dengan kilat, melandas di atas buah peninggalan hawa yang matang
“Inilah surga yang tidak hanya menjelma dalam kata”
Malam keempat, lima dan enam
Tak harus dibilang ulang
Empat puluh orang kafir telah biasa mati terkapar
-Lengkong, 13 Maret 2014
Komentar
Tulis komentar baru