Wahai badut-badut penari topeng
Menarilah sepuasmu, lampiaskan nafsumu
Menarilah dalam alunan suara gendangmu
Menarilah engkau hingga kehabisan malammu
Dengan mengenakan kacamata kuda
Kau hanya memandang lurus ke depan
Memandang jalan keinginanmu
Ketika kau rasakan ketidak-adilan
Merdeka!
Kita sudah tak dijajah oleh Belanda dan Jepang
Kita sudah tak dijajah oleh bangsa mana pun
Telah merdeka engkau
sejak tujuh dasawarsa yang silam
banyak musim telah silih berganti
ratusan purnama telah terlampaui
Ketika gravitasi bumi menarikmu jatuh
dari pohon yang sangat tinggi
hal itu adalah hukum alam
Mungkin
karena tangkai tempat kau berpegang
Tak ada yang kupinta darimu
kecuali obati sepasang tanganku
tangan ini penuh luka, bernanah
terus-menerus mengeluarkan darah
pecah kaca
retak seribu rupa
wajah buruk itu milik siapa
retak, kaca terbelah
wajah berbelah-belah
jiwa terpilah-pilah
Waktu bergulir
jejaknya bagai hamparan laut biru
detik-detiknya bagai rangkaian gelombang
ombaknya merubah segala apa yang dihempasnya
Matahari senja di ufuk barat
Cahaya merah jingga memenuhi langit
Aku tenggelam dalam keindahannya
Di dalam hatiku, di dalam hatimu
Di kejauhan sana kulihat ia mengarungi lautan
laut yang birunya menghampar penuh gelora
gelombangnya garang, naik-turun tak henti
ia terus berlayar memintasi ombaknya
Komentar Terbaru