Skip to Content

Sastra Papua

JIWA-JIWA KOTOR

Aku tuliskan senandung hati
Serupa puisi dan kubaca dengan lirih diujung sepi.
Saat malam kian renta tak lagi perkasa.
Akui tertunduk bersimbah air mata.

Bisikan Jiwa

Pernahkah kamu merasa jiwa terbelenggu?

JERITAN KAUM TERTINDAS DI BAWAH KAKI PARA PENGUASA

Kami berteriak tetapi tidak ada telinga yang mendengar
Kami merintih dalam tangisan hingga kehabisan air mata

Lupakan Saja

Kemarin
Kita duduk menyaksikan senja
Berdekap mesra dalam kerinduan
Malam berlalu ditemani bintang gemintang
Aku terbelenggu rayuanmu

SESAAT


Hidup ....
Terbujur sesaat
Terpaku sesaat
Terdiam sesaat
Terhenti sesaat
Dalam kehidupan ... sesaat tak hidup

Sama ...
Kesunyian yang kurasa

DUNIA DUKA

Andai kau datang menghapus air mata ini
Dirimu 'kan mengerti betapa dalamnya duka ini
Duka yang singgah di penghujung musim hujan

SUARA LANGIT

Ribuan kata mengawan-awan
Sebaris kata melayang-layang
Jutaan bahasa melangit

Langit bergemuruh
Berlapis kabut dan awan
Meneteskan titik-titik hujan

EMBUN EMAS

Kemana 'kan kucari
sekeping emas?
Dimana 'kan kudapat sebutir embun?
Pendulang ulung menemukan keping emas
Burung pagi menghabisi embun
Emas berendam embun pagi

SURYA PASTI TERBIT

Sang surya pasti terbit
diiringi burung penyambut pagi
Sinarnya menerangi bumi beserta segala isinya
Cahaya bulan bintang berlalu semalam

MATA INI BUTA

Terbeban tak berdaya
Mata ini buta
Meraba tak melangkah
Mengkhayal tak tentu
Berjuta image membayangi benak
Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler