RELA BERTILAM RINDU
Tpmsiddiq
Tak mengapa jika engkau tiada pernah menyadari
Bahwa aku senantiasa gumuli ingin tuk memiliki
Cumbui harap semisal nyata di suatu hari
Dimabuk angan mengusung ke alam mimpi
Berulang menasihati diri, percuma tak jua sedia
Membuta hasrat perturutkan gemuruh rasa
Memilih setia kendati kan mengulum hampa
Duhai hati, tak jera meski berkali hanya tersakiti
Alangkah pelik usik menung meminta berhenti
Enggan teralihkan, menyayang separuh mati
Terpuaskan nikmati lamunan nun jauh mengawang
Meski kelak hanya berdamping kencani bayang
Di pelaminan khayal dikitari dayang lengang
Merela bertilam rindu utuh kekal tiada melekang
Kep. Riau, 24 Januari 2022
CATATAN KERLIP RINDU TPMSIDDIQ
KERLIP RINDU
Tpmsiddiq
Ingin kuutarakan pada gemintang
Menitipkan pesan padanya seorang
Mungkin kerlip sedia menyampaikan
Rinduku masih enggan terpadamkan
Jujur ku mengatakan
Sengsara berpura acuh tak perhatian
Sudut mata tak henti menyisir harapan
Betapa risau ini kian membelukar
Telusuri gulita hingga dingin menjalar
Mencari cahaya parasnya berpendar
Biarlah rasi benderang menertawakan
Susah payah mengelabui pandangan
Pijar mata sia-sia coba merahasiakan
Mustahil pula berdusta pada kenyataan
Kepri, 09 Januari 2022
KERLIP RINDU gubahan tpmsiddiq tak ada yang mesti diberi catatan kalau dilihat dari persajakan yang terbentuk. Bisa kita lihat dan baca.
Namun dari segi pilihan kata, dari 14 baris yang ada hanya 5 baris yang sajaknya murni. Murni itu maksudnya kata yang dipilih tidak memakai akhiran.
5 baris itu ada 2 baris pada bait pertama dan 3 baris pada bait ketiga. Baris-baris lainnya memakai akhiran, yaitu akhiran am, dan kan.
Dengan begitu “kelembutan” yang terasa pada bait pertama dan kedua menjadi berkurang, menjadi agak hambar.
Hampir setiap pemula mengalami hal ini. Bahkan saya sendiri. Banyak juga yang terperangkap dalam kata ganti ku dan mu sehingga kesannya terasa sebagai dipaksakan.
Sebagai pembanding berikut ini bentuk 4334 tanpa akhiran tanpa kata ganti untuk persajakannya :
KALAU SAJA BOLEH
Kalau saja boleh kepadamu aku meminta
Ingin segera kusudahi semua lagu semua kisah
Aku ingin hidup menjelma menjadi cinta
Tanpa rindu yang menjadikan hati gelisah
Dengan indahnya cinta aku mengusap wajah
Lenyap sufiyah lawwamah hilang amarah
Yang kau seru dan kau tunggu adalah muthmainnah
Ketika semua kisah telah selesai
Tak ada laut tak ada gelombang tak ada pantai
Tak ada kaku dan tak ada gemulai
Aku hanyalah bayang-bayang wayang
Yang dimainkan oleh sang dalang
Tak bisa kujawab kapan aku datang
Tak bisa kujawab kapan pula ‘kan pulang
201905170406_Kotabaru_Karawang
Mari kita coba terus belajar.
202201101211 Kotabaru Karawang
Hakimi Sarlan Rasyid
HALAMAN BURAM tpmsiddiq_
Apa benar sudah menjadi kehendak semesta
Harus teronggok serupa sampah tak berguna
Tubuh mungil legam terpanggang terik menyala
Yang terpilih, hidup terhina entah sampai bila
Telah melebihi batas derita hingga lupa apa rasanya
Tiada bedanya setiap peristiwa berlalu begitu saja
Menjadi hambar, hampa tiada membekas apa-apa
Lalu siapa yang pantas untuk dipersalahkan
Tiada seorang coba melukis sketsa masa depan
Untuknya yang kini di halaman buram kehidupan
Berjuta tatap mata hanya lalu lalang
Menyimpan kesan sekejap dan menghilang
Ia masih asyik merunduk tak mengerti arti lara
Selepas senja, sosok sunyi menjadi teman setia
Kepri, 04 Pebruari 2021
SETIAmu tpmsiddiq_
Yang kita tempuhi tak hanya indah taman berbunga
Dengan wewangi bahagia bertabur canda tawa
Tak jarang pula melintasi belukar onak berduri
Penuh guratan perih luka menanggung nyeri
Dan tiada kan pernah terlintas berucap kata
Untuk menyerah apabila didera bilur nestapa
Sekalipun rentang perjalanan berurai air mata
Seluruh kisah telah terlukis di lembar hati kita
Semenjak samar nuansa hingga pekatnya warna
Sebagai wujud untai janji tulus cinta menghiasinya
Bagaimana mungkin ku akan mengingkari
Hanya di cembung netramu kutemukan keindahan sejati
Sikap dibalut busana setia yang kau kenakan
Serasa tak terbalas meski seutuh jiwa kupersembahkan
Kepri, 05 Pebruari 2021
TERHEMPAS Tp M Siddiq
Serasa masih menggema suaramu di telinga
Juga masih kuingat alun lembut pesan mesra
Kunanti sesuai janji bertemu di pintu bandar udara
Namun sampai entah barapa lama tak kunjung tiba
Tiada lelah mata terpancang pada satu titik kedatangan
Membayangkan binar bahagia dapat berdekapan
Namun kelebat pun tak jua melintas di hadapan
Di tengah keputusasaan yang tak terjawabkan
Kusimak layar peranti mewartakan keterlambatan
Takut kehilangan menghantui, terbitkan gigil kecemasan
Hingga kabar memastikan, hempaskan asa 'tuk bersua
Bersama burung besi, karamkan cinta di dasar samudera
Kekasih, mungkin semesta tak izinkan terus bersama
Kuingin engkau menungguku di alam baka
Tembesi, 26 Januari 2021
WAKTU Tp M Siddiq
_
Hitungan waktu sehari hanya selingkar arloji
Beberapa angka yang tertera pada pergelangan kiri
Teramat singkat bahkan kerap tiada teringat
Dalam sekejap, ambang petang telah merambat
Malampun mempersilahkan tubuh berbaring
Jasad tak berdaya, tergeletak disekat dinding
Terbenam pulas dalam mimpi diselubungi hening
Lelap lenakan kesadaran tinggalkan alam nyata
Entah apa kan terjadi manakala esok tiba
Masihkah jiwa sudi bersepakat dengan raga
Tiada bisa diramalkan ketika pagi terkembang
Harus tertidur kekal saat kematian menjelang
Atau kehidupan kembali datang seiring benderang
Hanya Sang Pemilik Ketentuan yang berwenang
Tembesi, 25 Januari 2021
MENDAMBA Tp M Siddiq
Telah kuukir garis wajahmu di dinding angan
Jadikanmu berhala dipuja serupa dewi idaman
Sebatas itu yang bisa kumiliki meski separuh mati
Mendamba, berharap kelak kasih kan menjadi
Semakin saja diriku karam dalam buai khayalan
Melamunkan lenggokmu singgah di pelukan
Berandai-andai sambangi malam saling beri kehangatan
Entah mengapa tak jua ingin berhenti menunggu
Menghabiskan waktu setia memagut bayang semu
Sedang takdir tiada peduli, lebih memilih gagu
Serasa ingin berdiri di atas puncak menara
Mengutarakan debar jiwa yang riuh menggema
Berharap mega turut menyimak apa yang kurasa
Bahwa terlalu tak mungkin untuk memupus sirna
Tembesi, 24 Januari 2021
RIWAYAT tpmsiddiq
Keyakinan telah lama bergelimang dalam pikiran keliru
Mencoba mengira-ngira kemungkinan sisa waktuku
Rapuh raga menjadikan curiga terus bertakhta
Tak percaya, hidup kan dapat berlangsung lama
Bahwa mungkin satu ketetapan telah dituliskan
Tiap detik lebih serupa berdiri di sisi kematian
Sekejap lagi jasad kan membangkai terkuburkan
Namun pekatnya prasangka tak kunjung terjadi
Memudar seiring berjalan hari yang terlalui
Nyatanya masih menghirup napas sehingga kini
Tak seorang dapat menghalau atau menahan sukma
Bermukim semaunya dalam tubuh apabila dirasa suka
Siapa menyangka riwayat diri dapat berlaku lama
Menyerat usia, beranjak dekati babak akhir tepi senja
Tembesi, 24 Januari 2021
SEJAWAT tpmsiddiq_
Sudah sejak semula ku telah bungkam melupa carà
Bincangkan kecamuk kesal apabila rasuki dada
Tak juga kepada siapa yang senantiasa ada
Di kala liur mendidih, tersulut ingin mencerca
Dalam pekat malam dibingkai suasana sunyi
Hening jadikan nurani mengeja akan arti sejati
Sejumlah peristiwa pelik pemantik sakit hati
Boleh jadi sejumlah pertikaian bermula
Hanya satu ujian, untuk menjadi arif menafsirkannya
Tak sepantasnya ku taruh prasangka, jikalau bersengketa
Seyogyanya kutelaah ke dalam diri pribadi
Sudah benarkah mengasuh perangai sendiri
Bukan malah sengaja, salah orang dicari-cari
Mencari sejawat bergunjing ke sana kemari
Tembesi, 21 Januari 2021
Komentar
Tulis komentar baru