Kalau aku akan menghilang di hari nanti
Maka pikirkanlah tentang apa yang pernah ada disini
Jika aku mati dengan terbujur hamparan luka
Maka maafkanlah hilangku yang sejanak itu
Sekalipun aku memujamu ke ujung langit
Tuhan tiada berkata iya, maka musnahlah semua
Impi-impi kan luluh, melebur begitu saja. Merayap dan menyayat dengan pasti.
Sekalipun aku mencintamu,
Takkan berani aku tentang apa-apa yang kutuliskan untukku
Jangan percayakan hatiku pada kembalimu
Jangan percayakan apa saja yang pemberian cinta padamu
Sesemu apapun kenyataan di depanmu
Sejelas apapun bayangan di belakangku
Kalaulah memang kita melewati semuanya bersama angin, ku biarkan masa lalu terhapus saja dengan itu
Kalaulah memang kita menelusuri kisah-kisah lama, ku acuhkan sesal yang kian menggelayut garang dalam aliran darahku
Kalaulah memang kita melawan masa bersama maut, ku letakkan saja nyawaku di depanmu. Terserah apa maumu.
Terserah apa inginmu, akan ku bungkuskan saja nafas terakhirku di samping kamarmu.
Terserah.
Terserah apa lakumu, akan ku ambilkan detak terakhir laraku di depan matamu. Kau tentu tak akan buta dengan realitas yang terjejalkan disana sini. Bukankah masih terserah??
Terserah siapa pengantinmu nanti, akan ku kalungkan melati terakhir pada wanita itu. Melati yang kupetik dari kebunku yang akhirnya mati kala namamu dan nama pengantinmu tersanding indah.
Terserah kan?
Mau kau lari-lari membawa-bawa cintamu yang penuh selubung, apa harus aku juga peduli?
Mau kau beterbangan dengan kunang-kunang hanya demi menjadi satu cahaya kecil di hidup orang lain yang bukan hidupmu, apa harus juga aku peduli?
Mau kau tulis isim kalian, isim mereka, di layar-layar, di dinding-dinding, di langit-langit, di konstelasi-konstelasi, biar mataku rabun tertusuk-tusuk itu, apa aku harus juga peduli?
Mau kau punya satu topeng, punya dua macam topeng, punya macam-macamnya, biar kau main topeng di panggung-panggung, apa harus juga aku peduli?
Mau kau bermain darah-darah, bermain tawa-tawa, bermain canda-canda, bermain luka-luka, bermain tangis-tangis, bermain riang-riang gembira dengannya dan mereka, apa harus juga aku peduli hah???
Mau aku masih mencintamu, mau aku masih merindumu, mau aku masih menangisimu, mau aku masih-masihan, hei, kau tak ambil pusing kan?
Sudah jelas itu jadi bukti. Aku tak perlu kata-katamu lagi yang selalu berlipat-lipat.
Biar ku telan bulat-bulat prasangka konyolku itu.
Terserah saja kau mau apa.
Dan akan lebih terserah lagi jika kita sama-sama tertawa karena pernah ditakdirkan bersua.
Kau hebat kan? Sudah tentu!!!!
kenang-kenang yang kau tak terkenang (mungkin)
- 1520 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru