Kunang-kunang Yang Lelah
puisi edi sst
Dengarlah tembang itu mengalun semilir
Membuai bersama arus angin mengalir
Menyentuh bibir penuhmu yang tampak pucat
Tebing curam ini akankah tetap kau panjat?
Bersama tapak-tapak yang menggencet rindu
Dengan berpijak pada bongkah batu-batu
Menjelma nada cadas yang menutupi lubang
Telinga yang menangkap lagu sumbang
Ini jalan mendaki menuju ke mana?
Di pelataran rumah bebijian jagung tersebar
Lalu sekumpulan burung dara berkeriuk
Sigap mematuki kesadaranku
Kulihat seekor dara terbang entah ke mana
Membawa lamunan yang mengerak di batu bata
Meninggalkan guratan secarik catatan merah
Dalam sebuah kalam menebal penuh gairah
Dengan akar menelusup dalam membenam
Menyerap sari tanah dan menyentuh udara
Menjelma kunang-kunang yang lelah
Kerlip-kerlip sinar yang jauh itu
Masihkah menerangi hutan yang beku
Oleh dingin musim yang meragu?
Semarang, 2011
Komentar
Kunang-kunang....
Kunang-kunang melintas
berpendar sinarnya
sekejap, lalu menghilang di kegelapan
Kuintai ia dari malam ke malam
dari balik dinding bisu, jendela sunyi
ketika melintas, Engkau mengerling
sekejap, lalu menghilang di balik kegelapan
meninggalkan rindu-rindu berkepanjangan!
Salam kenal Bung Edi
Beni Guntarman
kerinduan ...
ahahay ...
kerinduan yg hebat
kepada-Mu
trims telah sudi mampir
salam kenal kembali, Bang Beni ... :))
Tulis komentar baru