Sekilas kau tertangkap mataku di stasion kereta
sejenak saling pandang lalu menghilang disela keramaian
seraut wajah yang terukir pada dinding waktu masa silam
bara api kehangatan ditengah dinginnya kabut di kaki Gunung Salak
kereta mulai bergerak, menempuh kegelapan malam
perlahan stasiaon kereta Tanjung Karang menghilang
kuhitung detik-detik yang hilang dalam lamunan
entah pada hitungan keberapa malam menyembunyikan rembulan
Ketika kereta berhenti di Stasion Prabumulih
kutinggalkan kereta dengan langkah ringan
sembari menatap keramaian dengan mata elang
elang yang tengah memendam rindu pulang kandang!
Komentar
Tulis komentar baru