Skip to Content

mengenali ujung

Foto edijalerpangestu

Di sudut malam

 Seputung rokok jadi'kan teman

 ku cicipi pula rasa pahitnya kopi di secangkir gelas

Tak ada pemanis di sini

 Kecuali teriak kodok dan nyanyian jangrik

Yang jadikan riuh dalam sandaran bulan


 Tak terhitung gerak awan bersandingan bebintang

 Lamun ini terdampar

 Di pematang

 Di injaknya rumput rumput basah oleh embun

 Sehingga nampaklah jejak kaki yang mungil dan gontai

 Berlarian bersama angin

 Di terpanya bunga bunga jagung yang mulai menebarkan sarinya

Aku bermain dan belajar mengenali


 Di sudut waktu yang berbeda

 Jejak kaki itu tak mulai tumbuh

 Di pijakinya krikil krikil tajam

 Dan mulailah berlarian di antara debu jalanan

Terkadang terseok kehausan

 Mana hujan
 
Teriaku dalam harapan

Walau ini tempat bermain aku mulai mengeri

 
Semakin hari jejak kaki ini tak tumbuh lagi

Malah makin kerut keriput

Lekaslah kemana langkah kaki

Di depan genangan lumpur siap sajikan cemas

Padahal jalan tak lekas temukan ujung

 Kemana aku

 Kemana aku


 Geraku mulai ku perhitungkan

Kulihatnya kokoh pepohonan mengugurkan dedaunan di sepanjang jalan

 Apakah aku jadinya lekas ini

 Aku tersenyum

 Ku mengerti

 Tempat pecapaian bukanlah harapan

Kecuali detik kematian

 Yang kita buru

 Yang kita kejar dan perjuangkan


 Di sudut malam di hela nafas sehabis hujan

 Nyanyian nyanyian sumbang mulai membuatku sadar

Yang ku nalar diam. diam.



 Cikampek,8 november 2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler