Perempuan di Bulan
Aku benar-benar menunggumu.
Di teras kontrakan
yang belum terbayar.
Aku menunggu, seperti serdadu penjaga pintu.
Menantimu melambai dari
rembulan perak yang tak henti-henti
membakari mata
sepanjang malam.
Perempuan di bulan,
mengepaklah. Seperti para awan.
saksikan aku tertancap
melebihi bisu patung.
Melebihi puntung pelangi
yang nyaris hangus terbakar rindu.
Perempuan di bulan.
sunyi ini bukan bualan.
Apa kau pikir rindu ini cuma siulan?
Aku benar-benar menunggumu.
Di teras kontrakan sebuah kota tua.
Pekanbaru, Oktober '03
(Binoto H Balian)
Komentar
Tulis komentar baru