HIDUP (I)
: Lentera, Jiwa, Cinta dan Kamu
Oleh: Gerobakata Kenarock
bila aku nyalakan lentera
dipekat malam
rona senja akan datang
Telaga telah mengering Menyapa kegersangan di balik tumpukan dedaunan kering Asap membumbung menemani petani tua mengamuk hutan di perbukitan gersang
Sayang tak bergeming
Bersembunyi meluruh di kandang ubun ubun
Menyeruak di waktu waktu surya meredup
Tinggallah pena satu bait kata tak tersampaikan
JALUR SURAM
Bentuk yang tak bernyawa, Tetapi bukan manusia
Tidak hidup, Tetapi dia minta untuk mencekiknya
Seriang aku bermain dengan akalku Aku bergumam :Aku membencimu.
Kehidupan masih merangkak
Butuh asupan dan kreatifitas
Kehidupan menuju ke atas
Dana berkurang entah kemana
Pertumbuhan jalan yang pesat
Aku,siapa?
Kamu,kenapa?
Dia,bagaimana?
Kita,dimana?
Mungkin kalian orang pintar Tapi kalian sangat bodoh, Jika kalian merasa pintar
Mungkin kalian orang hebat Tapi pantas di sebut pecundang karena mau enaknya sendiri
Mazmur bagimu membubung
meninggikan dirimu mengatasi langit
di ruang berpintu kaca ini
kemuliaanmu mengatasi bumi
seberkas kipasan angin
meniup tengkuk
Masih pedih mengenangmu
lama tidak bersua
matahari telah lewat sepenggalah
angin turun mengayun
daun-daun cemara
Aku membiarkannya selalu teringat
mengucapkan namanya di luar kepala
merawatnya sambil mencabik-cabik hari
lalu kita mewarnai senja dengan
derai tawa dan
Komentar Terbaru