Skip to Content

puisi kritik sosial

Layarku, Pola Pikirku

di mana aku duduk . . .

di situ dia berbicara . . .

tentang ini-itu dan berita-berita?

ketika aku mengangguk . . .

langsung dia membawa . . .

Sajak Mas Marco Kartodikromo

Djangan takoet kami potoes hasa,

Merasakan kotoran doenia,

Seperti anak beloem oesia,

Dan beloem bangoen dari tidoernya.

 

Kami sampe didjalan perempat,

Sajak Roorda van Eisinga (terjemahan Chairil Anwar)

Mau terus aku menginjaki bumi

Hatimu menulang karna uang

Kau, tuli’kan tuntutan hak dan rasa

Menghasut kelembutan jadi kekerasan?

 

           Maka kami berconto ke kerbo

Meja Yang 'Tak Hijau

Tersebar luas frasa berwujud kalimat

Dear September,

And here we stand to watch the theatrical life

That completely dark to be touched by heart

There’s no home for sincerity to survive

We screamed on the equator so hard

Teraniaya Dalam Luasnya Introspeksi

Berdiri di antara tembok abstrak
Mata tersilet akan silaunya sinar di depan
Asap-asap kejam dari perut asbak
Memasuki celah imajinasi yang masih perawan

Hidup Tragis, Mati Untuk Berjuang

Moral.. Emosi..

Di atas aspal panas

Teriakan kejujuran di bawah terik surya

Tidak lebih panas dari kemarahan

yang hanguskan tubuh

Persembahan Untuk Tuhan

Di atas gunung nan bebatuan

Hijau ‘tak terbentang luas

Hawa beserta angin panas merangsang

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler