awan berarak perlahan
membelai di terik mentari...
kabut tipis laksana emas mendesah
Aku tak ingin berkata banyak denganmu
Karena engkau gudang kata, punya banyak kata-kata
Namun harus kutegaskan kata-kataku untukmu
Angin perubahan berhembus kencang
sewaktu-waktu dapat menghadirkan awan gelap
petir dan hujan; terasa hawanya
dunia buas dengan mata gelap kebencian
Aku berdiri di depan sebuah gerbang masa lalu
menyaksikanmu berdiri sebagai sang penguasa agung
engkau tampil dengan segala atribut kebesaranmu
Wahai para pemimpin negri, wahai para negarawan, wahai para politikus busuk
lelah kami dengan hingar-bingar politik di negri ini, lelah lahir dan bathin
Semuanya tentang rasa
Dalam dunia ide dimuntahkan dalam benda
Mendayunya curiga
andai saja aku presiden...
tak lagi berjubelan dalam angkot yang sesak oleh nafas dan asap rokok
Aku adalah segala bentuk kebisingan
Aku adalah kicauan politikus yang didengar orang tak berdosa
Melalui sebuah jendela kaca, aku mendengar suara ramai di luar sana
suasana pasar, hiruk-pikuk suara pedagang dan pengunjung bersatu
Indahnya satu pemandangan
Rasakan sejuk hijau-hijau bebas bertebaran
Komentar Terbaru