Skip to Content

puisi kritik sosial

kabut tipis di kota ini

awan berarak perlahan

membelai di terik mentari...

kabut tipis laksana emas mendesah

KATA-KATA

Aku tak ingin berkata banyak denganmu

Karena engkau gudang kata, punya banyak kata-kata

Namun harus kutegaskan kata-kataku untukmu

ANGIN PERUBAHAN

Angin perubahan berhembus kencang

sewaktu-waktu dapat menghadirkan awan gelap

petir dan hujan; terasa hawanya

dunia buas dengan mata gelap kebencian

PENGUASA AGUNG

Aku berdiri di depan sebuah gerbang masa lalu

menyaksikanmu berdiri sebagai sang penguasa agung

engkau tampil dengan segala atribut kebesaranmu

POLITIKUS BUSUK

Wahai para pemimpin negri, wahai para negarawan, wahai para politikus busuk

lelah kami dengan hingar-bingar politik di negri ini, lelah lahir dan bathin

Keramahtamahan Bengis

Semuanya tentang rasa

Dalam dunia ide dimuntahkan dalam benda

Mendayunya curiga

Andai saja aku presiden

andai saja aku presiden...

tak lagi berjubelan dalam angkot yang sesak oleh nafas dan asap rokok

Rintik Di Tengah Keramaian

Aku adalah segala bentuk kebisingan

Aku adalah kicauan politikus yang didengar orang tak berdosa

JENDELA PERUBAHAN

Melalui sebuah jendela kaca, aku mendengar suara ramai di luar sana

suasana pasar, hiruk-pikuk suara pedagang dan pengunjung bersatu

Taman Lasak

Indahnya satu pemandangan

Rasakan sejuk hijau-hijau bebas bertebaran

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler