Sajak Matahari Turun Ke Kota
Matahari matanya mendelik
Sumur Buaya
Ada banyak anak-anak masuk ke sumur buaya
Jerit tangis menjelma kritik...
Angan kami menjadi nista....
Laksana guyuran hujan
Datang membawa kesejukan
Membangkitkan hijau rerumputan
Merapatkan kembali tanah yang retak-retak musiman
Terbetik kabar tentang keluguan anak-anak
mendambakan kehidupan dunia yang damai
suara hati sang anak yang ditulis dengan tinta emas
meraih penghargaan Nobel Perdamaian!
Betapa keras dan panjang perjuangan menggapaimu
Hanya untuk mendapatkan seulas senyummu, negriku
Sepanjang siang, sepanjang malam, dan sepanjang waktu
Saat-saat seluruh mata memandangmu
Tidak tercium gelombang harum keluar dari pintu-pintumu
Kecuali berita-berita besar tentang perseteruan dan persekongkolan
pragmatisme pragmatisme pragmatisme
punggungmu semakin bongkok di makan usia
tak mampu lagi memanggul kepentingan bangsa
Merah kuning hijau dan biru
guruku bilang itulah warna pelangi
warna-warni alami
menyatu padu dalam bening cahaya
Komentar Terbaru