Kupandangi langkah kaki itu
Lama sekali, tersendat lalu diam
Tersangkut kail nafsunya
Sandal membatu
Berpura lupa pada wajahnya
Juga kakinya
Sewaktu-waktu
Tersungkur, kepedulian memang mimpi
Ia tetsenyum
Pada cerita kosong
Begitu manis kata cintamu
Luka itu begitu dalam
Sandiwara yang begitu cinta
Memang senyum itu indah, bukan?
Ginjai, 10 agustus 2015
Komentar
Tulis komentar baru