Setelah berhari-hari kau tak lagi bersinar dalam lipatan langkahku
Aku mencoba untuk tetap menyapamu dengan senyuman khasku
Tapi sayang secangkir senyumku tak pernah kau telan.
Apa salahku?
Hingga cahaya malammu redup begitu saja
Apakah kau sudah terikat kembali dengan bintang masalalumu?
Atau harus aku pecahkan puisi-puisiku
Biar mengalir tanpa arah serperti air mata yang hilang begitu saja.
Aku menulis puisi ini, hanya sebatas rindu
Dengan senyummu, tawamu dan suaramu
Puisi ini tak harus kau baca
Cukup dilihat dan ditelan dalam perasaan
Biar mengobati rasa lupamu
Kepada diriku yang selalu mencintaimu
Dan mengerti akan niat baikku kepadamu.
Puisi ini kupersembahkan untuk perempuan yang kusebut CAHAYA.
PUISI INI TAK HARUS KAU BACA
- 1455 dibaca
Komentar
bagus..
bagus..
Baguss...!
Baguss...!
Tulis komentar baru