Skip to Content

DONGENG REALITA

Foto Yanti SPd Chaniago
files/user/3482/267099_185993761536982_168974259_o_0.jpg
267099_185993761536982_168974259_o.jpg

 DONGENG REALITA


By ; Yanti SPd Chaniago

Suatu hari aku berkesempatan mengunjungi sebuah 'negeri dongeng'. Perlahan

aku memasuki sebuah gerbang 'kepura-puraan' , aku disambut dengan senyum

'kepalsuan' para penghuninya, aku disuguhkan pemandangan yang indah penuh

'tipuan', ditawarkan hiburan dan juga jamuan 'kebohongan'.



Sejenak aku terpana melihat semuanya, kagum atas semua pesona yang ada,

yang begitu elok dan serba 'gemerlap', sangat 'indah' dipandang mata. 

 

Aku diajak berkeliling ke tiap penjuru negeri, didampingi oleh para dayang istana

yang penuh keramahan 'palsu' dan tampak begitu 'bersemangat' memamerkan

kemolekan 'negeri dongeng' mereka.



Sepanjang jalan aku melihat wajah-wajah bersahabat tersenyum 'imitasi', sapaan

yang hanya 'basa-basi', teguran 'kamuflase' yang ramah dari setiap orang yang ku

temui. Aku terus berjalan bersama dayang-dayang itu, yang dari tadi ramah sekali

dan 'setia' menemaniku.



Dalam perjalanan aku melihat begitu banyak 'topeng-topeng' kepalsuan berceceran,

demikian banyak 'kehormatan' yang 'digadaikan', alangkah banyak 'harga diri' yang

'diperjualbelikan', 'bangkai-bangkai' rekayasa berserakan dimana-mana, pilar-pilar

'manipulasi' berdiri di tiap sudut, 'wajah-wajah tanpa dosa' berseliweran kian kemari,

sibuk dengan 'visi' dan 'misi' nya sendiri-sendiri.

 


Puas berkeiling, aku diajak kembali ke 'istana' negeri. Aku dipersilahkan duduk di

kursi tamu 'kehormatan', disuguhi minuman dengan cangkir emas 'kebanggaan',

mangkok perak 'kewibawaan', ditemani alunan manis lagu 'sandiwara' kehidupan.

 

'Sang Raja' dengan penuh 'kharisma' bercerita tentang keseharian 'rakyat'nya yang

'bahagia', hidup dalam 'fatamorgana' kesejahteraan, serba berkecukupan 'miris'nya,

tanpa kekurangan 'sesuatu' apapun, karena sang raja tak pernah sedikitpun lengah

'memperhatikan' rakyatnya, dan selalu 'mewakili' hak-hak mereka.



Setelah menyantap jamuan dari istana, tiba-tiba perutku terasa mual, akupun segera

permisi ke belakang dan memuntahkan semua 'isi perut'ku. Alangkah terkejutnya aku,

ternyata yang ku santap tadi adalah 'tulang-tulang' manusia tanpa dosa, berbumbukan

'peluh' dan 'berkuahkan' airmata dari rakyatnya sendiri. Aku jadi bergidik, ngeri.



Subhanallah.. aku mencubit pipiku sendiri, terasa sakit. Ternyata aku bukan sedang

bermimpi. Aku baru tersadar kalau semua ini bukanlah di 'negeri dongeng', seperti

dalam cerita, tapi ini kejadian nyata dalam ' DONGENG REALITA ' dari Negeri Kita

Tercinta.

 

Naudzubillahi Mindzaaliq .. ! .. Astaghfirullah Al'adziiim .. !


Bengkulu , 7 Maret 2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler