Skip to Content

Elegi Kota Tua

Foto Joan Udu

ELEGI KOTA TUA

Kota ini lebih menyukai malam

lampu-lampu jalanan menyala

jembatan-jembatan penyeberangan setia

dijejaki kaki-kaki: tak pernah diam.

Serupa kapal, ia tak kenal karam

sesekali terguncang, kadang juga menyelam.

 

Bila saja kita memanggil, adakah ia berpaling?

Atau berteriak, adakah ia menyimak?

Laksana pembajak yang bijak, mungkin

tak sedikit pun ia berbalik.

 

Kota ini sungguh menyukai malam

rerimbun bangunan menjadi rimba

rambu-rambu lalu-lintas dan derita orang lapar bertemu

dan kita hanyalah kanak-kanak yang cuma mampir: bertamu!

 

Sukabumi, 11/7/2017

 

MANUVER SEORANG PLAYBOY

Malam masih panjang

dan butir embun yang diantar pagi

telah temukan tumpangan.

 

Derak gerbong-gerbong kereta lenyap

debu-debu berteduh di kaki.

 

Sebelum merengek minta pulang kau menggelegak:

            bulan tak mampu mengatasi sepi!

Dan dengan bibir yang suka berkelit suaraku menggurit:

            malam adalah musuh terbesar

            yang disajikan dunia

            untuknya.

 

Selebihnya kau menggurit sendiri

Sementara aku terus saja berkelit!

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler